Pertempuran hebat antara pasukan Nazi Jerman dan Tentara Merah Uni Soviet di wilayah KUrsk, atau lebih dikenal sebagai Battle of Kursk, merupakan perang habis2an di front Eropa Timur semasa PD II. Jerman berambisi menguasai Kursk, sebagai batu loncatan untuk menyerbu Moskow. Guna memberikan pukulan mematikan lewat taktik serbuan kilat Blitzkrieg, Hitler mengerahkan pasukannya dalam jumlah besar. Kekuatan pasukan yang dikerahkan dan diperintah langsung oleh Hitler itu sampai mengakibatkan daya gempur pasukan Jerman yang berada di Eropa Barat terganggu. Akibatnya ketika pasukan sekutu mendarat di Normandia, pertahanan Jerman di Perancis mendapat kesulitan besar.
Pasukan Jerman yang dikerahkan untuk menggempur Kursk mencakup 800,000 pasukan infanteri, 2,700 tank lapis baja, 2,000 pesawat tempur dan dipimpin olehj dua jendral kawakan, Erich Von Mansteim dan Walther Models. Sedangkan kekuatan Soviet terdiri dari 1,300,000 infanteri, 3,600 tank dan 2,400 pesawat tempur.
Dari segi jumlah armada tempur dan personel, Tentara Merah memang jauh lebih besar, tetapi Jerman tidak merasa gentar. Hitler dan para jendralnya sebenarnya juga sudah paham jika kekuatan Soviet jauh lebih besar sejak mereka melancarkan operasi Barbarossa. Namun, berdasar operasi kilat yang selalu sukses, terutama yang dipelopori divisi panzer dan pesawat tempur, membuat Hitler tidak menggubris kekuatan lawan yang jauh lebih besar itu.
Seperti sukses tempur yang telah berkali2 diraihnya, mengandalkan kendaraan beroda rantai lapis baja, taktik Jerman menggebuk Kursk juga mengandalkan pada serbuan kilat dengan mengerahkan ribuan tank. Strategi blitzkrieg dipercayakan kepada von Manstein yang sudah sangat terkenal kepiawaian taktik tempurnya. Mansteim lalu menyarankan kepada Hitler agar Soviet diserbu dari arah selatan saja sehingga pasukan Jerman dari tentara Keenam (6 Armee) bisa menguasai Ukraina dan sekaligus menyusun basis di sana. Manstein berpendapat dari daerah yang kaya gandum dan minyak ini, pasukan Jerman selanjutnya menyerbu Rostov serta memojokkan Tentara Merah menuju ke arah Laut Azov.
Tapi taktik tempur yang dipusatkan pada serbuan frontal lalu mengurung dan menjebak itu ternyata tidak disetujui Hitler. Sang Fuhrer lebih suka melancarkan taktik serbuan pararel seperti yang pernah dilakukannya saat merebut Perancis. Hitler yang ingin cepat menang kemudian memberi peritnyah agar Manstein dan Models langsung menyerbu 2 kota sekaligus, Orel dan Kharkov, selanjutnya 2 pasukan bertemu untuk konsolidasi. Setelah itu terus menyerbu Kursk, Rostov, dan kemudian Moskow. Rencana Hitler makin mengkristal mengingat pasukan Jerman yang bertempur di kawasan Stalingrad belum mengalami kemajuan berarti. Selain itu, didorong ambisi ingin segera menaklukkan Soviet secepat kilat, serbuan ke Kursk yang dinamai Operation Citadel pun digelar.
Tepatnya Maret 1943, operation citadel mulai digelar jendral Walther Models yang memimpin Tentara Kesembilan menyerang dari arah selatan, Orel. Sementara Jendral Manstein yang memimpin 4 Panzer Armee dan Armee Abteilung Kempf menggempur dari arah Utara, Kharkov. Gempuran besar-besaran dari 2 arah itu akan bertemu di dekat kota Kursk. Begitu kedua kekuatan sudah terkonsolidasi, Kursk akan digempur habis2an.
Di luar dugaan, persiapan serbuan itu molor karena pasuka Nazi masih menunggu pengiriman senjata dan logistik dari Jerman. Terutama tank andalan mereka yang baru saja diproduksi, panther. Pada bulan Juli senjata yang ditunggu2 baru tiba sehingga esensi serangan blitzkrieg menjadi pudar akibat mundurnya waktu. Yang paling fatal, Hitler dan para jendralnya ternyata tidak begitu memahami medan laga seputar kawasan Kursk serta datangnya musim dingin.
Stalin sebenarnya sudah mencium adanya rencana serangan Jerman ke Kursk. Kecurigaan Stalin menjadi makin nyata ketika sejumlah mata2 dan intelijen yang disebar Soviet berhasil mengetahuii rencana serbuan ke Kursk. Terutama mata2 Soviet yang berada di Swiss berhasil mengetahui rencana serangan itu begitu detail sehingga Stalin tahu pertahanan seperti apa yang harus dipersiapkan.
Stalin langsung memerintahkan tentaranya untuk membangun pertahanan kuat di kawasan Kursk. Pertahanan yang dibangun antara lain penggalian parit sepanjang 5,000 km, penanaman ranjau darat sebanyak 400,000 buah, memasang 20,000 meriam artileri, menyiagakan ribuan tank dan pesawat tempur serta menggelar ratusan ribu prajurit. Pembangunan sarana pertahanan itu juga mendapat waktu yang cukup akibat mundurnya rencana operation citadel.
Tepat pada tanggal 4 juli 1943, operation citadel dilaksanakan. sebagai serangan pembuka, Jerman mengirim ratusan pesawat pembom tukik JU-87 Stuka untuk menggempur front terdepan. setelah melaksanakan pemboman selama 10 menit, gempuran merian artileri datang menyusul. Tak lama kemudian, armada lapis baja III Panzerkorps bergerak menyerbu dengan formasi mengepung kawasan Zavidovka. Sementara pada saat yang sama Panzergrenadier Division, 11 Panzer Division serta 3 Panzer Division bergerak menyerang kawasan Butovo dari berbagai arah.
Serbuan pasukan dan panzer Jerman itu ternyata mampu dihambat oleh pertahanan yg sudah dibangun Soviet. Kendati sempat dibuat kalang kabut oleh pembom stuka, serbuan balik artileri Soviet membuat pergerakan pasukan Jerman terseok. Apalagi kondisi medan perang yang berbukit2 turut membantu posisi pasukan Merah. Esok harinya, secara mengejutkan serangan balasan yang dilakukan pesawat tempur soviet berhasil membombardir sejumlah pangkalan Luftwaffe Jerman dan menimbulkan korban tidak sedikit.
Di medan perang Utara pergerakan pasukan Jerma 9 Armee bahkan mengalami hambatan yg jauh lebih berat. Ratusan ribu ranjau yang telah ditanam Tentara Merah berhasil menciptakan kesulitan besar bagi pasukan Jendral Models. Kemajuan yg diperoleh terlalu sedikit, perlu ahli dan teknisi ranjau serta kendaraan antiranjau untuk mengatasi rintangan itu. Sialnya, jendral Models tidak memiliki teknisi dan armada yg cukup. Apalagi, jumlah tank yang dimiliki Models lebih sedikit dibanding armada tank yang dikerahkan untuk menggempur kawasan selatan Kursk. Selain itu, moril dan mental pasukan Models juga tidak setangguh pasukan Manstein. Akibatnya daya gempur pasukan Models cepat melemah.
Setelah bertempur selama satu minggu, pasukan jerman hanya mampu bergerak maju sejauh 10km. Tapi, serangan balik Tentara Merah yang dilancarkan dari kawasan Orel justru berhasil memukul mundur pasukan Nazi, bahkan mengakibatkan 9 armee ditarik mundur. Pertempuran antara pasukan Soviet dan Jerman diwarnai duel tank dari jarak dekat, sehingga kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak sama besarnya. jerman sendiri kehilangan 300 panzer III dan IV, setengah lusin tank Tiger dan 50 tank lainnya rusak parah. Namun, bedanya kendati jumlah total kerugian yg dialami soviet lebih besar, dengan cepat Tentara Merah sanggup mengganti armada tanknya, sedangkan Jerman tidak.
Soal keunggulan tempur, tank Rusia seperti T-34 terkadang lebih unggul daripada tank2 Jerman. keunggulannya terletak pada kecepatan, lapisan baja dan desain bodi tank. Berkat tank produksi terbaru itulah kekuatan Soviet menjadi superior dan menimbulkan ketakutan tentara Jerman setiap kali armada T-34 muncul. Jerman pun akhirnya berhasil dipukul mundur atau dengan kata lain mengkhianati doktrin tempur Jerman yang pantang mundur. Manstein dan Models memilih mundur mengingat mereka masih dibutuhkan untuk mempertahankan tanah Jerman sendiri.
Kendati pasukan Jerman berhasil dipukul mundur dari Kursk, kekuatan keduanya sebenarnya masih sebanding. Tapi mengingat Jerman tidak memiliki lagi tentara baru yang segar sedangkan tentara Soviet dan persenjataannya justru makin melimpah, inisiatif pertempuran langsung berpindah tangan ke Soviet. Akibat serbuan yg gagal itu, kekuatan Jerman terus merosot. Selama berlaga untuk menguasai Kursk, setiap divisi yang dikerahkan Jerman kehilangan antara 2,000-3,500 tentara terlatih. Sedangkan jumlah total tank dan panzer yang hancur mencapai 500.
Jumlah korban dari kedua belah pihak memang cukup besar. Secara rinci Jerman kehilangan 200,510 prajurit tewas dan luka, 500 tank dan 200 pesawat tempur. sedangkan Soviet kehilangan 860,370 prajurit tewas dan luka, 1,500 tank serta 1,000 pesawat. Tentara soviet yang sudah pulih organisasi dan garis komandonya, tanpa membuang waktu segera melancarkan invasi balasan untuk secepatnya menggusur sisa kekuatan Jerman.
Pada pertengahan Agustus, Tentara Merah bahkan berhasil mengkonsolidasikan kekuatan total pasukannya dan tinggal memberikan pukulan pamungkas terhadap tentara Jerman. Satu persatu kota soviet yang semula dikuasa Jerman seperti Belgorod, Orel, dan Kharkov berhasil dibebaskan. Akhirnya pada 22 Agustus seluruh kekuatan Jerman berhasil diusir dari kawasan Rusia. Pasukan Jerman bahkan terus diburu hingga ke tanah Jerman sendiri.
Dari Majalah Angkasa
A Word From A Statesman
"WAR STAMP NOBLELITY FOR EVERYONE WHO MEET IT'S COURAGE" - Benito Mussolini -
Kamis, Desember 27, 2007
THE BATTLE OF KURSK
Langganan:
Postingan (Atom)